Memahami
Siklus Kehidupan di Dunia dan di Akhirat
Penulis
: Muhammad Adam Hussein, S.Pd
Motivator
Spiritual
Memahami
Siklus Kehidupan di Dunia dan di Akhirat -
Berbagai peristiwa dapat kita temukan dalam kehidupan ini baik susah
maupun senang. Yang jelas apapun terjadi selama kita bisa menikmati proses yang
sedang dihadapi maka kita akan lebih mengenal tentang penciptaan kehidupan maupun
tentang hal lain yang belum terungkap. Boleh jadi segala sesuatu itu akan lebih
terasa dan mengena dengan mengalami peristiwa tersebut. Dengan demikian, sudah
seharusnya pengalaman yang sudah dialami sebelumnya menjadi pembelajaran
kehidupan yang berharga di masa mendatang. Disini penulis akan membuka wawasan
kita dalam mengembangkan potensi kehidupan kita di dunia. Selamat menyimak
ulasannya.
Hiduplah
dengan tenang maka sikap bijak akan timbul darinya.
Hiduplah
dengan senyuman maka kesulitan akan terasa nikmat dan mudah dilewati.
Hiduplah
dengan keridhoan Ilahi maka perlindunganNya akan selalu menyertai.
Hiduplah
dengan memaafkan maka dimanapun kita berada akan aman.
Hiduplah
dengan sederhana dan apa adanya maka kesombongan akan terhindari.
[Muhammad
Adam Hussein, S.Pd – Motivator Spiritual]
 |
Siklus Kehidupan di Dunia dan di Akhirat Sumber Gambar : http://goo.gl/ZeItWZ |
Kehidupan
kita dimulai dari masa kanak-kanak dimana pada masa itu kita hidup dengan
ketidaktahuan. Dari ketidaktahuan itulah kita banyak bertanya dan sedikit demi
sedikit proses pengetahuan pun masuk ke dalam pemahaman otak kita. Dari
pengetahuan yang didapat mulai berkembang seiring dengan banyaknya pembelajaran
yang dipelajari. Semula kita hanya mengetahui sesuatunya dari inti lambat laun
seiring bertambah usia maka kita pun bisa memahami sesuatu sampai secara
mendasar. Pembelajaran dalam kehidupan pun berproses tidak bisa cepat begitu
saja, kalau tanpa proses maka kita tidak akan mengetahui secara detail dan
rinci bagian mana yang akan menjadi titik tolak kesuksesan maupun kegagalan
dalam kehidupan. Sekecil apapun bila kita mengetahui dengan baik dan tepat akan
menuntun kita dalam bimbingan menuju kesuksesan dengan segala kelancaran.
Selanjutnya
pada masa remaja umumnya suka mengujicoba segala sesuatu yang belum diketahui,
tapi jangan sampai hal yang negatif untuk dicoba sebab dampaknya akan terjadi
untuk masa depan. Sebaiknya kita mengujicoba sesuatu hal yang positif supaya
kita tidak kena dampak buruknya. Tak jarang remaja yang mencoba-coba ke hal
negatif pada akhirnya ia terjemurus dalam bentuk ketagihan dan ketergantungan.
Maka dampak yang timbul itu merupakan hasil dari ulah sendiri, bila seperti itu
harus ada kesadaran yang tinggi dalam diri seseorang tersebut untuk mengubah
kebiasaan buruknya. Perlu ditegaskan disini, remaja merupakan masa panca roba
maka kita harus bisa mengendalikan diri untuk tidak mencoba sesuatu yang
diharamkan atau sesuatu yang belum waktunya. Dengan kesadaran harus dihindari
maka akan timbul sikap berwaspada terhadap hal yang dimaksud. Mudah-mudahan hal
itu bisa dihindari dengan baik karena godaan itu selalu ada untuk menguji
keistiqomahan.
Pada
masa dewasa, kita akan mengenal lebih lanjut tentang kehidupan, tentang pribadi
maupun tentang hal apapun. Seperti;
akan mencari makna sesungguhnya tentang tujuan hidup dan bagaimana cara
menikmati hidup dengan ridhoNya, bagaimana cara memperlakukan pasangan dengan
baik supaya terjaga keharmonisannya, bagaimana cara menjadi sosok yang
bersahabat didalam keluarga, dan bagaimana-bagaimana cara lainnya yang akan
diperlukan didalam kehidupan selanjutnya. Utamanya, kita akan dituntut
bertanggungjawab atas apa-apa yang telah kita lakukan didalam kehidupan ini.
Karena kita adalah pemimpin untuk diri kita sendiri bahkan bisa menjadi
pemimpin bagi orang lain maka ada tanggungan yang harus ditanggungjawabkan
kepada Allah.
Kerjalah
apa-apa yang harus diraih di masa muda hingga masa dewasa yang matang sesungguhnya
hal itu akan menjadi tabungan untuk masa tua kita. Karena masa
tua hakikatnya merupakan masa untuk memetik dari hasil yang telah diusahakan di
masa muda maupun di masa dewasa.
Pada
masa tua, sebaiknya dipergunakan untuk mencari amal kebaikan sebanyak-banyaknya
karena masa tua akan menghadapi ajal yang menjelang. Karena hanya sedikit orang
yang bisa berumur panjang. Maka alangkah bijaknya menikmati kehidupan dengan
mengerjakan segala amal kebaikan. Karena sesungguhnya keuntungan tersebut bukan
untuk di dunia saja tapi untuk kehidupan selanjutnya di akhirat. Berpikir
panjang sangat dibutuhkan kapanpun, sebab akan menghasilkan sesuatu yang
dahsyat yang boleh jadi belum terpikirkan sebelumnya. Memperbanyak sedekah,
memperbanyak ibadah sunnah, memperbanyak dzikir, memperbanyak istighfar, yang
semua itu akan menjadi kunci pintu masuknya ke surga. Insya Allah, kalau kita
beristiqomah dijalannya.
Yang
menginspirasi apa yang penulis sampaikan diatas, ada dalam dalil berikut:
“Allah, Dialah yang menciptakan kamu
dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah keadaan lemah itu
menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah kuat itu lemah (kembali)
dan beruban. Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya dan Dialah yang Maha
Mengetahui lagi Mahakuasa.”
(QS.
Ar-Ruum : 54)
“...
Dan kehidupan dunia ini tak lain hanyalah kesenangan yang menipu.”
(QS.
Al-Hadid: 20)
“Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang
diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya.”
(QS.
Al-Baqarah: 286)
“Dan bahwa sesungguhnya seorang manusia tiada
memperoleh selain apa yang telah diusahakannya, dan bahwa sesungguhnya usaha
itu kelak akan diperlihatkan (kepadanya). Kemudian akan diberi balasan
kepadanya dengan balasan yang paling sempurna.”
(QS.
An-Najm: 39-41)
Dengan
memahami siklus kehidupan di dunia dan di akhirat, kita akan mempunyai tujuan
hidup yang jelas untuk jangka pendek kita bisa hidup dengan keimanan yang
sebaik-baiknya melekat dihati sehingga amal kebajikan yang lebih dominan. Dan
tujuan hidup untuk jangka panjang kita bisa meraih kehidupan akhirat yang
bahagia dimana siksaan hanya sebentar kita merasakannya sebaliknya setelah itu
kenikmatan sedang menanti.
“Mati bukanlah
untuk ketiadaan, tapi mati justru untuk kehidupan.
Jika kamu
menginginkan kehidupan yang sejati,
maka
jadikanlah mati sebagai pintu kehidupanmu.”
(Ustadz Mahmud
Asy-Syafrowi dalam Peta Menuju Surga, hal. 63)
Memahami
Siklus Kehidupan di Dunia dan di Akhirat -
Beruntunglah bila kita seorang blogger atau penulis maka sedekah ilmunya
dari apa yang diposting atau apa yang ditulisnya. Boleh jadi amal kebaikannya
dipengaruhi oleh seberapa banyak orang yang membaca dan lebih-lebih bagusnya
dari orang yang mengamalkan ilmu atau pengetahuan yang sudah diketahuinya. Bagi
yang memposting/menulis hal positif jelas hal itu akan menabung kebaikan bagi
dirinya sendiri kelak, tapi sebaliknya bila memosting/menulis hal negatif maka
akan menabung keburukan bagi dirinya. Jadi berpikirlah yang baik terhadap
sesuatu maka akan mendatangkan kebaikan dan bila berpikir buruk terhadap
sesuatu maka akan menjerumuskan ke dalam kegelapan maupun membutakan ke dalam
kejahatan. “Sedang kehidupan akhirat
adalah lebih baik dan lebih kekal.” (QS. Al-A’laa: 17), dari apa yang
ditegaskan disini kita harus mengutamakan kehidupan untuk akhirat supaya tidak
terjebak dengan segala keindahan maupun kenikmatan yang sementara yang terdapat
dalam dunia ini. Intinya, kita diharapkan memanfaatkan waktu untuk hal-hal yang
bermanfaat sehingga jauh lebih terasa hidup yang telah dilalui menjadi berarti
dan bahkan menjadi bekal kita kelak. Semoga membawa pencerahan kehidupan yang
lebih baik bagi kita semua terutama yang membacanya.
SUMBER
REFERENSI
Ustadz
Mahmud Syafrowi. 2012. Peta Menuju Surga.
Yogyakarta: Penerbit Mutiara Media. Hal. 63.
Departemen
Agama Republik Indonesia. Al-Qur'an dan
Terjemahannya, Juz 1 - Juz 30. Semarang: Penerbit PT. Kumudasmoro Grafindo.
SUMBER
ARSIP
Muhammad Adam Hussein, S.Pd
Memahami
Siklus Kehidupan di Dunia dan di Akhirat
Sukabumi, 23 Januari 2016
iya ya, smoga kita sbagai blogger bisa slalu berbagi ilmu yg bermanfaat...
BalasHapusIya bu, biar menjadi bekal akhirat kita, jadi hindari cerita curhat bisa jadi aib malah yang terbuka ke publik. Semoga memberi pencerahan ya buat kita semua.
Hapus:)
Bener pak, kebanyakan kita ngak paham kayaknya tentang siklus hidup ini, masih banyak yang terpaku pada dunia
BalasHapusIya mas, makanya itu saya menuliskannya semoga mengingatkan kita semua. Aamiin Allahuma Aamiin.
HapusKemarin ceramah shalat Jum'at juga menjelaskan manusia yang cerdas itu dilihat dari persiapannya untuk menemui kematian. hidup di dunia memang hanya sementara, tapi banyak yang tergila gila dengan gemerlapnya dunia...
BalasHapusYa betul mas, sebab itu kita perlu iman yang kuat untuk menunjang hal itu apalagi iman itu bersifat gelombang (terkadang naik dan terkadang turun). Semoga kita diberi keistiqomahan dalam islam dan iman, aamiin allahuma aamiin.
HapusJadi intinya siklus kehidupan di dunia itu hanya sementara sedangkan siklus kehidupan yang kekal itu di akhirat...
BalasHapusBukan begitu Mas...
Ya betul begitu mas, semoga kita bisa meraih kehidupan akhirat yang seperti ridho Ilahi. Karena dengan cintanya terhadap dunia tak sedikit orang terjerumus didalam kegelapan berlarut-larut.
HapusSemoga menjadi pencerahan buat kita semua.
sbhanalloh terimakasih mas adam. kita harus bner bener manfaatin waktu ya. tujuan hidup yang jelas
BalasHapusSama-sama mas, ya bener mas, memanfaatkan waktu untuk bekal akhirat.
HapusJangan sampai terlena dengan isi dunia yang membelenggu apalagi semua itu sementara.
Semoga bermanfaat ya untuk kehidupan kita.
Banyak bersedekahlah sebelum kamu dijemput oleh yang maha kuasa,banyak beribada,supaya amal ibada kita bisa diterima di sisi ALLAH swt ,,Amin :)
BalasHapusBetul mas, semoga kita diberi keimanan yang kuat didalam menjalani kehidupan yang selalu ada godaan maupun ujian.
HapusAamiin Alahuma Aamiin.
duh bacanya hati ane jadi ngenteg gan! hheee
BalasHapusSyukurlah mas, mudah-mudahan jadi dorongan buat lebih baik lagi ya?
HapusAamiin Allahuma Aamiin.
Makasih udah membacanya, :)
emang bener kang blogging itu perbuatan baik karena sama aja bagi2 ilmu ke orang lain dan juga selain itu blogging membuat kita dapat memanage waktu dengan baik misalnya kapan waktu bikin artikel, nyari sumber dan sebagainya
BalasHapusIya kang, makanya itu tiap menulis juga harus ada referensi sebagaio pertanggungjawaban dari mengolah sumber. Seringkali ini dilupakan blogger, bukan hanya yang didapat malah dosa yang didapat. Jadi jadilah penulis yang baik sesuai dengan ketentuan menulis yang baik dan benar.
HapusBetul, mas, dengan menjadi penulis otomatis ia meluangkan waktu untuk berpikir, mengolah, menganalisa, dan seterusnya. Dari situlah menjadi kerja keras dan kerja keras tersebut menjadi amal kebaikannya.
perbanyak amal aja sebelum dipanggil gan, trus jangan lupa shalat juga, tetap kuat imannya:) keren artikelnya gan :)
BalasHapusIya mas, perlu dijaga keimanannya dengan dzikir dan ibadah sunnah lainnya.
HapusApalagi arus zaman sekarang makin kental aja sehingga kalau enggak bisa mengendalikannya sebaliknya bisa dikendalikan oleh pengaruh-pengaruh buruk yang ada dilingkungan kita.
Semoga pencerahan diatas bisa bermanfaat buat kita semua.
Wah Thank's Sob. Info nya lengkap sekali di sertai ayat al-qur'an nya. (y)
BalasHapusIya mas, alhamdulillah namanya juga motivator spiritual mas permasalahan digali dulu dengan berbagai kajian setelah itu kembali lagi pada dasar pedoman Islam, untuk meluruskan hal itu.
HapusSemoga bermanfaat ya?
Hidup didunia sekedar mampir akheratlah kehidupan yang kekal
BalasHapusBetul mas, karena sesuai dengan penyataan dalil berikut.
Hapus"Sedang kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal."
(QS. al-A'laa: 7)
Semoga pencerahan ini juga dapat mas terima dengan baik dan bisa jadi manfaat buat hari-hari selanjutnya. Aamiin Allahuma Aamiin.
Huahh :"D renungannya
BalasHapusJauh ke depan ya mas.
HapusSemoga bermanfaat ya renungannya.
bang bagus artikelnya sambil menyelam minum air,berdakwah skligus bagi.2 ilmu
BalasHapusby dedi mekanikmitsubishi
Iya mas, semoga manfaatnya bisa terasa ya?
Hapus;)
makasih infonya gan intinya kita sebagai manusia harus berbagi terhadap sesama saling membantu satu sama lain agar mendapat pahala yang nantinya untuk kebaikan kita...
BalasHapusBetul mas, semoga menginspirasi setelah membaca artikel ini.
Hapus:))
Lanjutkan menebar kebaikannya.
kehidupan ini memang sementara, malah kematian adalah kehidupan yang nyata, makanya mulailah mencari bekal untuk diakhirat nanti
BalasHapusYa betul mas kesimpulannya, semoga kita bisa jauh lebih baik lagi.
HapusLanjutkan menebar kebaikannya dan jangan sampai larut dalam jeratan dunia.
keren banget gan artikelnya. ane jadi tau banyak tentang siklus kehidupan. thanks yah udah share
BalasHapusSama-sama mas, semoga bisa terinspirasi dan termotivasi dengan artikel-artikel yang ada disini. Silakan manfaatkan dengan sebaik-baiknya.
Hapusterimakasih pak, ini mengajarkn agar kita tidak membuang buang waktu
BalasHapusIya sip mas, sama-sama kembali.
HapusSemoga menjadi lebih baik lagi, makasih udah membaca.
Sebelumnya saya mohon maaf karena udah menyisipkan link blog mas.
BalasHapusSaya sih intinya meyakini bahwa kehidupan itu ada siklusnya, sehingga ada kemungkinan kita yang sekarang juga titisan pendahulu kita, dan tidak menutup kemungkinan bahwa nanti ada juga titisan kita dalam bentuk yang lain.
makasih sudah mengingatkan mas
Iya mas dimaklum kok tapi jangan diulang, soalnya termasuk komentar spam yang seperti itu bisa membahayakan buat trustrank blog kita.
HapusIntinya sih mas, kehidupan yang abadi itu di akhirat sedangkan di dunia tempatnya kita mengumpulkan amal untuk masa depan di akhirat. Jadi akhirat itu ditentukan oleh di masa kita hidup di dunia.
Sama-sama kembali mas, udah kewajiban saya kok harus berdakwah.