Hikmah Memandangi Langit


         Tak terpikirkan oleh kebanyakan orang, memandang langit saja mengandung hikmah tersimpan sebetulnya. Begitulah jika kita ingin bertafakur atas kenikmatan hidup di dunia. Segala sesuatunya mengandung hikmah berupa pelajaran, ujian atau cobaan, dan makna kehidupan. Semoga apa yang kita inginkan secara perlahan-lahan terwujud. Amien, Ya Rabbal A'lamien.

Keindahan Langit Sore Hari

Langit Simbol Pembuka Inspirasi


Rincian Hikmah Memandangi Langit
         Dalam Buku Menyingkap Rahasia Keajaiban-Keajaiban Ilmu Gaib Laduni Karya Imam Ghazali, menyebutkan Hikmah Memandangi Langit, sebagai berikut:
1.      Menghilangkan kesedihan;
2.      Mengurangi perasaan was-was;
3.      Mengurangi perasaan takut;
4.      Mengingat Allah SWT;
5.      Dapat memancarkan pengagungan terhadap Allah di dalam hati;
6.      Menghilangkan pikiran jahat;
7.
     Dapat menumbuhkan kembali semangat yang hilang;
8.      Menghibur orang yang sedang rindu;
9.      Menyenangkan orang-orang yang mencintai;
10.    Sebagai kiblat orang-orang yang berdo'a.

         Penulis mencoba menambahkan Hikmah Memandangi Langit, antara lain:
1.      Menghilangkan rasa Kesepian
         Sebab seakan-akan dekat dengan Sang Pencipta, rasanya seperti ditemani, maka tak heran bisa juga mencurahkan hati kita dengan mengadu atas permasalahan yang dihadapi, insya Allah akan muncul petunjuk melalui benak pikiran atau kata hati (dorongan kuat kebenaran) untuk menyelesaikan masalah seperti apapun itu. Sebab hal ini, sudah dicoba berkali-kali oleh penulis sendiri. Alhamdulillah, memberi ketenangan dan rasa bosan hilang.

2.     Mendatangkan Inspirasi 
         Bagi yang suka meluapkan perasaan dalam bentuk puisi atau cerita, cobalah pandangi langit pagi, sore, atau malam saat matahari bersinar bukan saat awan mendung, kemudian akan timbul angan-angan yang luar biasa tiada terbatas. Keindahan di Langit, seperti: berjalannya awan memutari bulatnya bumi, awan yang berbentuk rupa seperti Binatang, Lafadz Allah, atau gambaran abstrak, kelap-kelip bintang di malam hari, bulan yang menjadi penerang kegelepan malam saat jejak perjalanan, semua itu begitu jelas terlihat oleh mata kepala kita. Apalagi, jika cuaca cerah, awan berjalan dengan edarannya disertai angin yang menghembus sepoi-sepoi begitu meneduhkan dan menyejukkan jiwa. Wuih!

         Janganlah memandangi langit di siang hari, sebab Matahari terletak ditengah-tengah suhu panasnya tinggi bisa membakar kulit, selain itu juga bisa membutkan mata karena begitu silaunya. Sinar ultraviolet Matahari dapat mengakibatkan kanker kulit. Untuk mengurangi bahaya sinar ultraviolet, kita harus menjaga lapisan ozon yang dapat menyerap sinar ultraviolet. Untuk mencegah kulit terbakar kita gunakan krim pelindung kulit.
         Sinar Matahari yang menyilaukan jika ditatap langsung oleh mata dapat mengganggu penglihatan. Oleh karena itu, usahakan jangan terlalu lama memandang secara langsung sinar Matahari agar tak menyebabkan mata kita buta. Langit dalam kondisi awan yang mendung sebetulnya menggambarkan kehidupan manusia di bumi sedang mengalami kegelisahan, keterpurukan, kecemasan, ketakutan, dan bisa jadi kemaksiatan. Bukan hanya manusia saja yang bisa menangis, tapi langit pun bisa menangis dengan turunnya Hujan. Menggambarkan Allah miris melihat tingkahlaku manusia yang bertindaklaku kufur terhadapNya. Selain itu, hujan pun bisa mengandung penebus dosa jika orang tersebut sakit demam kemudian bersabar, jadi air hujan bukan hanya menyuburkan tanah di bumi. Seperti kata pepatah orang Bijak, "Segala sesuatunya mengandung hikmah berupa pelajaran, ujian atau cobaan, dan makna kehidupan."
         Hal ini pun, seringkali penulis lakukan dalam mencari inspirasi. Syukur, alhamdulillah bisa menciptakan karya berupa Artikel atau Puisi yang bersifat Ilmiah yang bisa mewakili perasaan, menjadi inspirasi dan motivasi, dan penyadaran terhadap kekurangan diri sendiri. Subhanallah!

3.     Menyadarkan Atas Perbuatan Dosa
         Entah mengapa saat memandang langit, air mata menetes begitu saja bercucuran ibarat air hujan yang turun dari atas langit. Entah takut akan kematian, takut dihukum atas dosa, atau atas bekal yang masih kurang cukup untuk menunjang kehidupan di akhirat. 

"Ya allah, ampunilah dosa yang kami lakukan atas kekhilafan atas kesengajaan, sebab iman tergoda. Kuatkanlah iman kami untuk hadapi segala cobaan dan mengatasi godaan yang menghanyutkan. Astagfirullah Al Adzim."

4.           Menghilangkan Sikap Egois dan Sikap Sombong
         Sikap egois akan perlahan-lahan hilang dari peredaran disebabkan menyadari betapa pentingnya kebersamaan, kesamaan status, bantuan orang lain, dan hal lainnya. Dengan berlogika terhadap benda-benda langit; bintang-bintang akan menemani sang bulan untuk menerangi malam dan jika kita lihat bintang-bintang itu bergelantungan diatas langit atas kekuasaan Sang Pencipta, awan dan awan saling bersatu hakikatnya tidak terpecah belah mempunyai kerumunan tersendiri berupa bentuk sendiri-sendiri, dan semacamnya.
         Sikap Sombong akan mereda malah menjadi sikap ramah atau rendah hati disebabkan menyadari betapa hinanya kita dihadapan Sang Pencipta tidak ada apa-apanya. Contohnya: awan yang berjalan itu atas pengaturan Allah, sedang manusia tidak mampu melakukan hal itu. Bintang bisa bergelantungan atau seakan-akan menempel di dinding, sedang manusia secerdas bagaimanapun tidak mungkin bisa.
         Bukan hanya itu, dari semua kekuasaan Allah yang terbukti dengan fenomena alam tersebut bisa membuktikan bahwa manusia secerdas bagaimanapun memiliki keterbatasan, tidak akan bisa melebihi kelebihan yang dimiliki oleh Sang Penciptanya. Semoga dengan demikian, menambah kesadaran atas sikap egois dan sombong yang telah dilakukan tidak seharusnya hal itu ditampilkan dalam perilaku. Semoga hal tersebut, bisa diperbaiki dengan berlogika terhadap kekuasaan Allah yang lebih luas dibanding manusia sekalipun memiliki jabatan atau tahta tetap saja tak bisa menandingi kekuasaanNya.

5.     Menambah Kesadaran Untuk Bersabar
         Kita yang hidup saat ini, sewaktu-waktu terkena musibah dan perlu disadari semua hal itu ada penyebabnya, antara lain:
(1)    Menguji keimanan seseorang;
(2)    Peringatan Allah SWT kepada manusia.

         Untuk itulah, dianjurkan kita untuk bersikap sabar agar apa-apanya tidak mendatangkan keburukan yang lebih sebab seringkali sikap ceroboh dan tidak berpikir panjang menimbulkan kerugian yang lebih besar. Untuk itu, perlu sabar sekalipun terasa sulit tampaknya tapi disitulah ujiannya, "bisakah kita mengatasinya atau tidak”. Banyak orang dari kesabarannya meraih rezeki yang tidak terduga-duga, datang bgitu saja. Meskipun awalnya membutuhkan upaya keras untuk menguatkan batin menguatkan dari rasa sakit yang dihadapi, perlahan-lahan niscaya akan mendapatkan ketenangan yang luar biasa (kepuasan batin) dengan menyikapi masalah oleh kesabaran.

Cobalah renungi Sabda Rasuulullah Saw berbunyi:
"Bahwa besarnya pahala itu tergantung pada besarnya ujian bala, dan sesungguhnya Allah Ta'ala apabila mencintai suatu kaum, maka kaum itu diujinya terlebih dulu, maka barangsiapa yang rela mendapat ujian itu, maka mendapat keridhoan Allah, dan barangsiapa yang benci, maka kemurkaan Allah baginya." (HR. Tirmidzi)

         Begitulah, seseorang diberi ujian sebagai tanda kasih sayang Allah untuk diuji keimanannya sehingga akan diketahui akan bersabarkah atau tidak. Jika bersabar, maka akan ada pahala yang luar biasa. Sedang jika tidak bersabar (malah mengeluh tanpa batas) niscaya dapatkan azab Allah atas kekufurannya.
Kesimpulan:
         Artikel ini dimaksudkan untuk menggairahkan kita senantiasa mendekatkan diri pada Allah SWT. Mungkin saja, kemarin-kemarin melupakan Allah SWT atas kesenangan-kesenangan duniawi yang telah membawa kepada sifat lupa diri. Orang yang merenungi ciptaan Allah itu orang Bijak dan meraih ilmu hikmah sebab akal pikirannya digunakan untuk berpikir dan dijalankan untuk memahami kebenaran.

"Jadikanlah hamba orang yang beriman, tabah dalam menghadapi sulit dan perihnya hidup. Sembah sujud hamba, ya Allah. Berilah petunjukMu untuk jalan keluarnya. Amien." 

         Nabi Muhammad menganjurkan mengingat Allah dalam setiap waktu agar terhindarkan dari godaan-godaan yang menghanyutkan.

Sabda Rasulullah Saw berbunyi:
         "Dari Aisyah ra mengatakan: Rasulullah Saw mengingat Allah pada segala waktunya." (HR. Muslim)

Sebagaimana Allah berfirma bahwa orang beriman akan tentramlah hatinya saat mengingatNya, berbunyi:
         “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” (QS. Ar Ra’d [13] : 28).

Artinya:
         Kita harus mulai dari sekarang membiasakan diri untuk berdzikir meraih ketenangan jiwa saat mengingat Allah beserta kekuasaanNya. Penulis sendiri membiasakan dzikir seperti dulu yang sempat ditinggalkan. Dzikir terbagi tiga macam, antara lain: (1) dzikir bil lisan (dengan mengucap asma atau lafadz dzikir yang muncul dari lidah dan bibir). (2) dzikir bil qolbi (berdzikir dalam hati tanpa harus terdengar oleh siapapun). (3) dzikir bil haq (apa yang diucapkan sama dengan apa yang diperbuat).

         Dzikir boleh, seperti: Allahu Allah, Lahaula walaqawatta ilabillahil adzim, astagfirullah al adzim berulangkali hingga merasakan keringat bercucuran (semampunya). Atau dzikir lainnya.

Sumber Pustaka:

Alfat, Drs. Manan dkk. Aqidah Akhlak Jilid 2. Penerbit: CV. Toha Putra, Semarang. Halaman 81.

Bahreisj, Hussein. Hadits Shahih Al Jamius Shahih Bukhari Muslim. Penerbit: CV. Karya Utama, Surabaya. Halaman 209.
Ghazali, Imam. Menyingkap Rahasia Keajaiban-Keajaiban Ilmu Gaib Laduni. Penerbit: Amelia, Surabaya. Halaman 36.

Hussein, Muhammad Adam. Hikmah Adanya Matahari. http://www.kasihlalu.co.cc/2008/10/hikmah-adanya-matahari-oleh-muhammad.html

Sumber Arsip Artikel:
Hussein, Muhammad Adam. Hikmah Memandangi Langit. http://www.adamsains.us/2011/07/hikmah-memandangi-langit.html

Posting Komentar untuk "Hikmah Memandangi Langit"

loading...
loading...



Teh Celup Herbal Bidara Ruqyah

KLIK GAMBAR UNTUK PEMBELIAN/PEMESANAN