Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Ciri Orang Dewasa Setengah Matang

Ciri Orang Dewasa Setengah Matang
Penulis : Muhammad Adam Hussein, S.Pd

Ciri Orang Dewasa Setengah Matang – Ternyata bukan telur aja yang bisa setengah matang tapi kedewasaan seseorang juga ada yang termasuk setengah matang. Semula ini didapatkan dengan berfilosofi dan adanya fenomena yang terjadi disekitar kita yang akhirnya penulis ingin menganalisa dari hasil penelitiannya selama ini dalam bidang psikologi kepribadian. Yang mudah-mudahan hasil analisa tersebut bisa memberi manfaat bagi kita semua, menjadi referensi yang bisa dipercaya kebenarannya. Apalagi penulis sebelumnya melakukan uji keakuratan di lapangan apa yang penulis akan sampaikan disini merupakan kebenaran yang tak bisa disangkal. Dan oh ternyata, hasilnya sangat mengejutkan memang seperti itu kenyataannya. Yuk, simak ulasannya.

Ilustrasi Gambar Ciri Orang Dewasa Setengah Matang
Ilustrasi Gambar Ciri Orang Dewasa Setengah Matang
Sumber Gambar : https://lifeschool.files.wordpress.com/2014/02/istock_000009244809small.jpg


Ciri Orang Dewasa Setengah Matang
Ada beberapa ciri orang dewasa setengah matang yang dapat dikenali oleh kita, seperti berikut:
1.     Dewasa belum pada waktunya
       Dewasa belum pada waktunya artinya usia kronologisnya masih dalam tahapan usia remaja, sekalipun yang dimaksud dewasa disini adalah cara berpikirnya. Bukan dari dewasa dari bobot berat badannya.

        Contoh Kasus :
     Anak kelas X SMK, ia sudah berpikiran tentang calon imam, rencana pernikahan, memikirkan konsep berumah-tangga, dan bahkan aktivitas kedewasaan lainnya.

        Berdasarkan pendapat penulis itu sangat tidak wajar, karena ia dewasa belum pada waktunya. Yang dimana usia remaja umumnya harus fokus dengan pembelajaran di sekolah, mengejar prestasi belajar, dan mencari ilmu yang sebanyak-banyaknya. Apalagi yang namanya ta’aruf atau pacaran pada usia remaja umumnya mereka tidak dengan komitmen, ketika bosan atau jenuh maka menghentikan hubungan tersebut. Padahal, cinta itu harus dijalani dengan penuh tanggungjawab, kalau memang mau menjalankan konsep dewasa yang sudah matang secara fisik, mental, spiritual, dan lainnya.

Dewasalah sesuai dengan usiamu, maka engkau akan meraih kedewasaan yang matang. Karena engkau mengetahui hak dan kewajibanmu pada usia tersebut. Jadilah orang dewasa pada waktunya, maka akan tahu banyak tentang makna kehidupan yang diharapkan olehNya dari kita.

[Muhammad Adam Hussein, S.Pd – www.adamsains.us]


2.     Kalimat yang digunakan ambigu atau tidak sinkron dengan pendapat sebelumnya.
        Kalimat yang digunakan ambigu atau tidak sinkron dengan pendapat sebelumnya, sebagai contoh: pendapat pertama ia bilang tidak akan mencari dulu pasangan ia ingin fokus kerja, tapi pendapat kedua kita mengetahui ia mengincar-incar seorang pasangan di tempat kantor yang sama. Sangat berbeda bukan, dimana pendapatnya tidak sesuai antara hati dan tindakannya. Ia mengatakan kepada kita tidak akan mencari, tapi ia malah mengincar seseorang. Secara tidak langsung, memang ia tidak lagi memberikan kesempatan untuk kita, tapi membuka ruang kosong untuk hati yang lain.

        Contoh lain, ketika ditanya oleh kita, “apa kamu bosan dengan hubungan ini?”, ia menjawab, “aku tidak bosan kok, masih nyaman”. Pendapat pertama, ia memberikan pernyataan bahwa dirinya masih nyaman dengan hubungan tersebut. Namun apa yang berbeda dengan pendapat keduanya, dimana tindakannya selalu membuat bertanya-tanya sebagai contoh, semula ia pengertian selalu mengabari kita tiba-tiba ia tidak pernah lagi memberi kabar, susah diajak ketemuan semula ia mudah sekali diajak ketemuan yang lebih anehnya ia lebih sering jalan-jalan bersama temannya. Sudah jelas, kalau ia memang bosan dengan hubungan tersebut namun ia tak berani memutuskan karena masih membutuhkan. Tapi ia kalau berani memutuskan ia akan beralasan-alasan yang lebih halus supaya tidak menyakiti perasaan kita sepertinya begitu.

       Contoh lain, dari uraian kalimatnya susah dimengerti dan susah dipahami ini biasanya jalan berpikirnya belum dewasa dalam artian belum memahami secara mendalam atau belum menguasai dengan sepenuhnya. Sehingga antara pendapat teori pertamanya, ia menjelaskan ini tapi pendapat keduanya malah bentrok atau semacam sanggahan dari pendapat teori pertamanya. Berarti pendapat yang ia sampaikan tidak konsisten. Hal ini yang membuat bingung siapa yang membaca dan mendengarnya.

3.     Tidak tegas mengatakan Ya atau Tidak
     Dimana ia sewaktu-waktu mengatakan ya dan kadang-kadang mengatakan tidak dengan pertanyaan yang sama diajukan. Kalau memang ya harus katakan ya, tapi kalau memang tidak ya katakan tidak. Dengan mengatakan ya dan tidak apalagi dalam keadaan waktu yang sama maka itu akan membuat orang bingung dengan pernyataan tersebut. Jawaban mana yang harus ia pilih karena keduanya saling bertolak-belakang. Yang tentunya, kita harus melihat tindakannya lebih cenderung jawaban ya atau tidak, karena bahasa tubuh seringkali tidak membohongi sekalipun direkayasa tetap akan ketahuan kebohongannya.

4.     Belum berani berkomitmen
    Komitmen bukanlah pemaksaan kehendak seseorang, tapi komitmen memang kewajiban satu sama lain. Dimana atasan punya kewajiban dan bawahan pun sama punya kewajiban. Seorang suami punya komitmen maka ia tahu kewajibannya seorang suami, dan sebaliknya seorang istri yang berkomitmen maka ia pun akan melaksanakan kewajibannya sebagaimana mestinya. Ketika satu sama lain saling mengetahui kewajibannya maka akan timbul rasa tanggungjawab yang tinggi terhadap kewajibannya. Bukan hanya selalu menuntut hak pribadinya.

        Komitmen itu terinspirasi dari kepatuhan kepadaNya karena sebagai ibadah, maka kewajibannya harus ditunaikan dengan sebaik-baiknya. Dan orang yang bertanggungjawab dimodali oleh komitmen terhadap sesuatu. Bila belum berani berkomitmen, maka ia belum berani untuk mempertanggungjawabkan kewajibannya. Itu artinya ia belum bisa dikatakan dewasa matang, tapi sebaliknya dewasa setengah matang.

5.     Masih mudah dipengaruhi
        Dimana ia dari segi usianya ia sudah bisa dikatakan dewasa karena lebih dari usia 20, usia 30, bahkan seterusnya. Namun dari cara berpikirnya masih kekanak-kanakan yang seringkali tidak realities atau tidak masuk akal. Tak sedikit bukan, orang dewasa tapi cara berpikirnya tidak dewasa padahal dari tindakannya selalu terlihat dewasa.

        Ya memang dewasa itu bukan hanya dari dewasa pikiran, dewasa hati, tapi harus dewasa secara spiritual, dewasa secara emosional, dewasa secara intelektual, dan dewasa secara hal lainnya. Bila masih bisa dipengaruhi oleh pandangan buruk tentang dirinya maka ia tidak akan bisa maju-maju karena ia selalu terpengaruhi menjadi orang yang buruk karena dipandang buruk. Tapi seharusnya ia harus bisa membedakan mana kenyataan atau mana yang menjadi ilusi atau menjadi sugesti negatifnya. Karena tanpa mengetahui hal itu bisa-bisa mudah diombang-ambingkan oleh keadaan yang sedang menekannya. Jangan heran nantinya bisa sering salah memilih langka.

6.     Masih mengeluh dengan keadaan yang menimpanya
        Ketika ia ditimpa musibah baik kesusahan atau kesedihan, ia masih mengeluh dengan ini dan itu. Yang seringkali karena mengeluhnya ia menjadi mudah stress dan mudah terserang penyakit. Dengan mengeluhnya, ia bukan tambah baik suasana hati dan suasana dalam kehidupannya, malah sebaliknya makin buruk.

        Orang dewasa matang ia akan mampu menghadapi segala macam keadaan sekalipun itu tidak menguntungkan bagi dirinya. Tapi ia ada kekuatan dalam dirinya, berupa kesiapan mental dan pertahanan iman yang dimilikinya.

7.     Masih belum menguasai dirinya dari emosi, nafsu, dan ego
        Ketika seseorang masih terpancing dengan emosi, nafsu, bahkan ego berarti ia belum bisa menguasai potensi buruknya. Ketika emosi muncul, maka harus segera ditahan supaya marah tidak keluar dari mulut dan juga tangan berhenti mengepal untuk memukul. Ketika nafsu muncul sudah seharusnya kita mengarahkan nafsunya pada waktunya, bila belum waktunya ya harus ditahan, dan jangan sampai tertipu daya. Ketika ego, maka jangan sampai dibutakan oleh anggapan yang salah atau oleh tindakan yang salah yang menyebabkan apa yang kita tempuh bukan jalan yang sebaiknya dilakukan malah memperburuk keadaan atau menghancurkan perasaan seseorang.

Berpikirlah sebelum dikendalikan oleh musuh yang ada dalam diri, seperti; emosi, nafsu, dan ego. Dan segeralah tempuh jalan kebijakan yang seharusnya dilakukan berhati-hatilah jangan sampai salah langkah.

        Muhammad Adam Hussein, S.Pd – www.adamsains.us


Ciri Orang Dewasa Setengah Matang – Itulah poin terpentingnya, yang boleh jadi lebih banyak ketika nanti dibukukan. Ini sebatas pengetahuan aja bagi pembaca yang mudah-mudahan buka wawasannya. Semoga dengan mengenal ciri orang dewasa setengah matang ini kita bisa mendewasakan diri di kemudian hari. Untuk menjadi lebih bijak dan lebih sportif dalam hal apapun. Sukses ya, buat kita semua. Terimakasih banyak udah membaca apa yang disampaikan penulis disini.




SUMBER REFERENSI

Muhammad Adam Hussein, S.Pd
Ciri Orang Dewasa Setengah Matang
Sukabumi, 5 Maret 2016


48 komentar untuk "Ciri Orang Dewasa Setengah Matang"

  1. masih labil brarti gan ya terombang ambing ksana kmari,, blum ada pendirian .

    nice post gan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ya betul mas, maka berhati-hatilah dalam memilih pasangan boleh karna labil tiba-tiba ia meminta putus hubungan atau hal yang tak diinginkan.

      Semoga jadi bermanfaat ilmu ini, ya?

      Hapus
  2. Balasan
    1. Iya mas, kalau berdasarkan penelitian pasti hasilnya akurat.


      Semoga menjadi renungan ya?

      Hapus
  3. Waduh.. agak bahaya nih.. ada solusi buat ngatasi emosi berlebih?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Syukurlah kalau disadari.

      Ada mas, coba mas, lakukan wudhu ketika emosi, sering mengatur nafas biar menjadi tenang, mengingat Allah, mengingat dosa dan kesalahan.

      Dan bisa ditempuh dengan cara meruqyah diri sendiri.

      Hapus
  4. Betul sekali, tambahan saja bila ingin menjadi orang yang dewasa rohani dan jiwani harus lebih dekat dengan Tuhan. Karena kedewasaan kita secara jasmani akan tumbuh sejalan dengan kedewasaan rohani.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul mas, itu memang ciri yang dewasa makanya saya ga mencantumkannya. Insya Allah dalam artikel lain saya membahasa kareena ada batasan tema jadi ga dibahas soal itu.

      Kata Tuhan, itu universal, saya lebih suka menggunakan kaata Allah atau Ilahi untuk sang Pencipta.

      Semoga renungan diatas dapat bermanfaat bagi yang membacanya termasuk mas sendiri.

      Hapus
  5. Ane belum teralu dewasa wkwkwk

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau belum dewasa, berarti dewasa setengah matang dong mas.

      Wah, pemahamannya kurang nih, silakan diperhatikan biar jadi renungan buat kehidupan selanjutnya.

      :)

      Hapus
  6. Balasan
    1. Kalau begitu, tingkatkan lagi mas kedewasaannya.

      Semoga menjadi renungan yang membawa kepada sikap bijak.

      :)

      Hapus
  7. Setuju sekali dengan poin no.6 karena dewasa yang sesungguhnya tidak akan mudah berkeluh kesah kepada orang lain kecuali orang yang dianggap bisa menyelesaikan masalah

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ya betul mas, kalau ia sering curhat di medsos atau di blog itupun curhat.

      Maaf, kalau saya analisa mas juga suka curhat di blognya padahal yang baca pasti bukan blogger aja.

      Yang pasti mengeluh itu tanda ga bersyukur dan tidak bersabar dengan keadaannya.

      Hapus
  8. Aku masih sering main game, padahal udah berumur dan berkeluarga.. Mantap artikelnya, aku jd makin tau kalo aku setengah dewasa.. Jadi harus belajar lebih dewasa, Thanks sudah berbagi

    BalasHapus
  9. Balasan
    1. Berarti kudu ditingkatkan biar lebih bijak lagi dalam kehidupan pasti nanti jadi dewasa matang. :)

      Hapus
  10. Bice artikelsob.. lumayan nambah pengetahuan

    BalasHapus
  11. jadi sebaiknya seseorang dewasa pada waktunya ya gan?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ya itu atuh mas, kalau sesuatu yang masih haram misalnya ya jangan sampai bersentuhan dan lainnya, maka dewasa pada waktunya ya nunggu halal dulu dong. Begitu mas.

      Selain itu juga, kalau dewasa pada waktunya pasti cara berpikirnya akan berkembang sesuai dengan pengetahuan, pengalaman dan juga penghayatan hidup.

      Semoga artikel membawa mas menjadi lebih bijak.

      :)

      Hapus
  12. Hmhm bener banget itu gan, Terkadang ane sendiri yang ngalamin. Perlu bimbingan agar tetap berfikir dewasa pada usianya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mas, perbanyak materi motivasi dan pelajari psikologi dewasa kalau memang pengen belajar otodidak. Kalau bimbingan konseling dengan saya siap saya bantu.

      Hapus
  13. Saya mau tanya di mas misalkan ada teman saya usianya sudah lumayan tua hampir 25 tahun ke atas, kalau dilihat dari umur memang sudah dewasa tapi dari kelakukan apakah orang yang sudah berumur 25 tahunan bisa dikatakan dewasa apabila emosinya masih tidak bisa dikontrol atau labih itu gimana ya mas apakah sudah termasuk dewasa atau masih belum dewasa padahal umurnya sudah dewasa.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dewasa itu bukan dilihat dari umur mas, karena relatif, apalagi kalau cara berpikirnya masih berbelit-belit pasti ia belum bisa menyimpulkan sesuatu. Jadi belum banyak pengalaman yang ia pelajari malah ia lewatkan begitu aja.

      Makanya kedewasaan secara fisik tidak seimbang dengan kedewasaan lainnya.

      Jadi belum bisa dikatakan dewasa, lebih tepat masuknya kategori dewasa setengah matang.

      Hapus
    2. Oh gitu ya mas jadi umur nggak nentuin orang itu dewasa atau tidak, Jadi intinya, umur bukan yang menentukan orang tersebut sudah dewasa ya mas.?

      Hapus
    3. Betul mas, karena boleh jadi pengalaman dan pengetahuan seseorang berbeda. Apalagi usia yang muda juga ga jarang lebih unggul dalam pengetahuan atau pengalaman, bahkan orang dewasa karena ia ga pernah belajar dari pengalaman dan pengetahuannya sehingga ilmu yang sudah dimiliki karena enggak diamalkan sehingga dirinya tidak bisa mengembangkan dirinya menuju orang dewasa yang bijak.

      Hapus
    4. Wah makasih ya mas sungguh saya senang karena bisa bersilaturahmi dan bisa menambah wawasan saya untuk bagaimana menjadi orang yang dewasa yang baik, dan umur bukan merupakan patokan orang tersebut sudah dewasa, sekali lagi makasih mas sudah berbagi pengetahuannya.

      Hapus
    5. Sama-sama kembali mas, jangan sungkan karena kebetulan saya sendiri seorang konsultan pengembangan diri. Senang saya bisa berbagi.

      :)

      Hapus
  14. Saya mau tanya nih mas, bagaimana cara mengatasi sifat dari diri kita yang tidak orang sukai padahal sifat itu tidak saya ketahui sama sekali itu gimana ya mas.?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau begitu, mas bisa intropeksi diri.

      Misalnya, jawab dari beberapa pertanyaan ini:

      Apa mas egois, pemarah, telat datang saat janji, pemalas, suka cemburu buta, atau hal lainnya.

      Coba pikirkan apa yang pernah mas lakukan sehingga dia merasakan itu adalah kesalahan.

      :)

      Hapus
    2. Oh gitu ya makasih mas akan saya coba tipsnya.

      Hapus
    3. Sip sama-sama kembali, semoga makin jauh lebih baik ya?

      Hapus
  15. Balasan
    1. Iya mas mudah-mudahan jadi wawasan buat pengembangan diri yang lebih bijak lagi daripada sebelumnya.

      Hapus
  16. mas, aku udah kuliah semester 4 kira" kalau mikir tentang beristri udah dewasa lum?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Udah mas kalau seperti itu karena mas udah siap mentalnya dengan mau bertanggungjawab. ^.^

      Hapus
  17. berarti saya masih dewasa setengah matang dong.. soalnya beberapa poin di antaranya pernah sampe kejadian :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Syukurlah kalau disadari mudah-mudahan selanjutnya mas bisa memperbaiki dirinya. Dengan begitu kedewasaan akan terus meningkat karena mengikuti dari cara bersikap, cara berpikir, cara merasa, dan cara-cara lainnya.

      Semoga menambah manfaat setelah disadari untuk melakukan perubahan positif. :)

      Hapus
  18. Udah gede tapi masih suka ngeluh di socmed, itu termasuk dewasa yang setengah matang juga ngga mas? hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mas, yang namanya mengeluh itu ga bersyukur.

      Semoga bisa meningkatkan kedewasaannya. :)

      Hapus
  19. Untuk poin nomor 7, ada kalanya bisa nahan emosi dan enggak, padahal kalau diliat penyebabnya gk terlalu beda, duh gimana ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Syukurlah kalau udah disadari tinggal dikendalikan lebih baik lagi supaya kedewasaan dan sikap bijak dapat timbul karenanya. Jangan cemas mas perlu dilatih dan proses untuk pembelajaran. Semangat.

      Kalau mau dikonsultasikan lebih lanjut silakan.

      Hapus
  20. Sebagian dari pernyataan di atas itu sifat saya ..
    Apa ini berarti saya setengah dari dewasa setengah matang? :))

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mas, kalau sebagian yang dimaksud melebihi dari dua ciri maka udah termasuk dewasa setengah matang. Karena menjadi dewasa sepenuh matanya berat banget malah banyak yang ga berhasil melakukan itu.

      Silakan dikonsultasikan biar lebih berlanjut.

      Hapus
  21. ya memang terkadang ada orang yang memiliki sifat-sifat di atas,
    .ya mungkin tiap orang lain berbeda-beda hehe


    Y U K G A S dot id

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah, gimana dengan dirimu mbak?
      Kok malah nanya orang dengan pembayangan?

      Hapus
loading...
loading...



Teh Celup Herbal Bidara Ruqyah

KLIK GAMBAR UNTUK PEMBELIAN/PEMESANAN